Rabu, 21 Oktober 2015

Tugas Makalah kelompok jaringan hewan

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang masalah
Pada kehidupan, kita selalu berhubungan dengan alam dan manusia pada umumnya. Dalam hal berhubungan dengan alam kita seharusnya mengenal apa-apa yang ada di alam semesta ini sebagai ciptaan Allah SWT, dengan begitu kita dapat meningkatkan rasa keimanan dan ketaqwaan kita kepada sang pencipta.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, banyak sekali para ilmuan yang menemukan teori-teori yang berhubungan dengan sains yaitu seputar dunia hewan dan dunia tumbuhan. Ketika kita bicara masalah hewan, banyak sekali yang perlu kita dalami, seperti bagaimana hewan itu bisa hidup, bagaimana cara kita berinteraksi dengan dunia mereka. Oleh karena itu, kita selalu diharapkan mempelajari hal-hal seputar dunia hewan dari hal yang terkebil, seperti sel hewan, jaringan hewan, organ hewan, sistem orgam dan tingkatan yang lebih kompleks.
Dalam makalah ini, kita akan membahas mengenai jaringan pada hewan.

B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulisan makalah ini memiliki beberapa rumusan masalah, di antaranya:
1.      Bagaimana jaringan epitel pada hewan?
2.      Bagaimana jaringan ikat pada hewan?
3.      Bagaimana jaringan otot pada hewan?
4.      Bagaimana jaringan  saraf pada hewan?
5.      Bagaimana jaringan embrional pada hewan?
6.      Bagaimana jaringan lemak pada hewan?
C.    Tujuan penulisan makalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, di antaranya:
1.      Untuk mengetahui jaringan epitel pada hewan.
2.      Untuk mengetahui jaringan ikat pada hewan.
3.      Untuk mengetahui jaringan otot pada hewan
4.      Untuk mengetahui jaringan  saraf pada hewan
5.      Untuk mengetahui jaringan embrional pada hewan.
6.      Untuk mengetahui jaringan lemak pada hewan.















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Jaringan epitel (epitelium ) pada hewan
Jaringan epitel merupakan jaringan yang melapisi bagian luar tubuh dan berbagai organ dalam tubuh. Epitel yang melapisi permukaan dalam suatu saluran disebut endotelium. Jaringan epitel terdiri atas sel-sel yang tersusun rapat, tanpa ruang antar sel. Semua sel-sel epitel melekat pada membran basal yang bersifat nonseluler.[1]
Jaringan epitelium terdiri atas sel-sel yang tersusun dalam lembaran-lembaran. Beberapa jaringan epitelium melapisi permukaan organ tubuh bagian dalam dan dibentuk untuk melaksanakan fungsi absorbsi dan proteksi. Beberapa jaringan epitelium berfungsi sebagai kelenjar. Organ yang berperan dalam pengambilan dan penyerapan zat kimia akan mempunyai permukaan epitelium yang luas, misalnya paru-paru, usus halus, dan ginjal.[2]
Pada dasarnya, jaringan epitelium mempunyai beberapa fungsi berikut:[3]
1.      Pelindung atau proteksi jaringan yang berada di sebelah dalamnya, misalnya jaringan epitelium kulit dan selaput rongga mulut.
2.      Sebagai kelenjar, yaitu jaringan yang menghasilkan sekret. Ada dua macam kelenjar yaitu kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin.
3.      Penerima rangsang (reseptor) disebut epitelium sensori atau neuroepitelium. Epitelium sensori kebanyakan berada di sekitar alat indra.
4.      Pintu gerbang lalu lintas zat, berfungsi melakukan penyerapan zat ke dalam tubuh dan untuk mengeluarkan zat dari dalam tubuh, misalnya:
a.       pada alveolus paru-paru, untuk keluar masuknya O2 dan CO2
b.      pada jonjot usus, untuk penyerapan zat makanan, dan
c.       pada nefron, untuk lewatnya urine.
Berdasarkan bentuknya, jaringan epitel dibedakan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut:[4]
1.      Epitel pipih
2.      Epitel kubus
3.      Epitel silindris
4.      Epitel trasisional
Berdasarkan jumlah lapisan sel, jaringan epitel dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut: [5]
1.      Epitelium simpleks
Epitelium simpleks hanya terdiri atas satu lapis sel saja. Epitelium simpleks dibedakan menjadi lima macam, yaitu epitelium pipih selapis, epitelium kubus selapis, epitelium silindris selapis, epitelium silindris selapis bersilia, dan epitelium silindris berlapis semu.
2.      Epitelium kompleks
Epitelium kompleks tersusun oleh beberapa lapisan sel. Lapisan sel terbawah yang selalu membelah diri untuk mengganti sel-sel permukaan yang rusak disebut lapisan germinativa.








Berbagai macam jaringan epitel dapat dilihat dalam tabel berikut:[6]
Bentuk sel
Lapisan sel
Lokasi
Fungsi utama
gambar
pipih
selapis
Permukaan kulit, pembuluh darah, kapsula browman (ginjal), laisan dalam alveolus, peritoneum, dan pembuluh limfe.
Proteksi, transpor aktiif secara pinositesis, fasilitas pergerakan di dalam rongga tubuh, dan sekresi
pipih selapis.jpg
Berlapis banyak
Epidermis kulit, kelenjar keringat, folikel ovarium, kandung kemih, ginjal, dan saluran kelenjar ludah
Sekresi dan proteksi
jaringan epitel 2 - Copy (3).jpg
kubus
Sederhana (selapis)
Kelenjar koloid, permukaan ovarium, dan epidermis kulit
Absorbsi dan sekresi
kubs selapis.jpg
Berlapis banyak
Saluran kelenjar minyak, saluran kelenjar keringat pada kulit, kelenjar mamae, dan permukaan folikel ovarium
Menghasilkan getah yang dialirkan melalui saluran
kubus berlapis.png
silindris
Sederhana (selapis)
Lambung, jonjot usus, kantung empedu, dan saluran pernapasan bagian atas
Proteksi, absorbsi, dan sekresi
jaringan epitel - Copy (2).png
Berlapis banyak
Uretra, faring, dan epiglotis
Sekresi dan pergerakan
sl.berlapis.jpg
Bersilia
Trakea dan rongga hidung
Proteksi, sekresi, dan gerakan zat melalui permukaan
sl.bersilia.jpg
Epitel berlapis banyak semu
Trakea, brobkus, dan rongga hidung
Proteksi dan sekresi
epitel berlapis - Copy.JPG
transisional
Pelvis ginjal, ureter, dan uretra

jaringan epitel - Copy (3).png



Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan epitel dibedakan menjadi dua, yaitu jaringan epitelium kelenjar dan jaringan epitelium penutup.[7]
1.      Epitelium kelenjar
Di dalam jaringan epitelium kelenjar terdapat sel- sel khusus yang mampu menghasilkan getah cair atau sekret. Pada umumnya, epitelium kelenjar dikhususkan untuk pembuatan, penyimpanan, dan sekresi zat-zat kimia. Semua kelenjar secara embriologis berasal dari jaringan epitelium. Dua macam kelenjar utama adalah kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin.
a.       Kelenjar eksokrin, merupakan kelenjar yang mempunyai saluran pengeluaran untuk menyalurkan hasil sekresinya yang dapat berupa enzim, keringat, dan air ludah. Kelenjar eksokrin dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan banyaknya sel penyusunnya, yaitu uniselular dan multiselular. Kelenjar eksokrin uniselular contohnya sel goblet yang merupakan sel epitelium penghasil mucus. Sel goblet terdapat pada lapisan usus halus dan saluran pernapasan. Kelenjar eksokrin uniselular tersusun atas satu sel, sedangkan kelenjar eksokrin multiselular tersusun atas banyak sel, misalnya kelenjar keringat, kelenjar susu, dan lain-lain.
b.      Kelenjar endokrin, merupakan kelenjar yang mempunyai sel-sel sekresi yang khas dan tidak mempunyai saluran. Sekret yang dihasilkan langsung masuk ke cairan jaringan dan ke pembuluh darah sehingga kelenjar endokrin disebut juga kelenjar buntu. Sekret yang dihasilkan disebut hormon. Contoh kelenjar endokrin adalah kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, dan adrenal.
c.       Dalam buku lain, ada yang menambahkan satu lagi yaitu Kelenjar campuran, yaitu kelenjar yang terbentuk dari kelenjar eksokrim dan kelenjar endokrim, contohnya kelenjar pankreas. Kelenjar pankreas dapat berfungsi sebagai kelenjar eksokrim yang menghasilkan enzim, juga sebagai kelenjar endokrim yang menghasilkan hormon.

2.      Jaringan epitelium tertutup
Jaringan ini disebut jaringan epitelium penutup karena berfungsi melapisi permukaan tubuh dan jaringan lainnya. Jaringan ini terdapat di permukaan tubuh, permukaan organ, melapisi rongga, atau merupakan lapisan di sebelah dalam saluran yang ada pada tubuh (misalnya saluran pencernaan dan pembuluh darah). [8]
B.     Jaringan ikat pada hewan
Jaringan pengikat berkembang dari mesenkim, yang berasal dari mesoderm (lapisan tengah embrio). Selain menjadi jaringan pengikat (darah, tulang rawan, tulang, dan lemak), mesenkim juga menjadi jaringan lain berupa otot, pembuluh darah, beberapa kelenjar, dan epitelium. Letak sel-sel jaringan pengikat tidak berhimpitan rapat (berpencar-pencar), jika berhubungan hanya pada ujung-ujung protoplasmanya. Jaringan pengikat mempunyai beberapa fungsi, yaitu untuk melekatkan suatu jaringan dengan jaringan lain, membungkus organ-organ, mengisi rongga di antara organ-organ, dan menghasilkan imunitas.
1.      Komponen Jaringan Pengikat, di antaranya:
Jaringan pengikat tersusun dari berbagai macam komponen yaitu matriks dan sel-sel jaringan pengikat. Bentuk sel-sel yang terdapat dalam jaringan pengikat tidak teratur, sitoplasma bergranula, dan intinya menggembung.
a.       Matriks
Matriks tersusun oleh serabut-serabut dan bahan dasar.
1)      Serabut
Berdasarkan bentuk dan reaksi kimianya, Serabut dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu serabut kolagen, serabut elastin, dan serabut retikular.
a)      Serabut Kolagen. Serabut kolagen mempunyai daya elastisitas rendah, daya regang sangat tinggi, berwarna putih, dan bentuknya berupa berkas-berkas beragam. Serabut kolagen terdapat pada tendon (penghubung otot dengan tulang) dan jaringan pengikat longgar.
b)      Serabut Elastin. Serabut elastin mempunyai elastisitas tinggi, berwarna kuning, lebih tipis dari serabut kolagen, dan bentuknya seperti bangunan bercabang-cabang dan tebal. Serabut elastin tersusun oleh protein dan mukopolisakarida. Serabut elastin antara lain terdapat pada pembuluh darah dan ligamen. Elastisitas serabut elastin akan semakin menurun dengan semakin bertambahnya usia seseorang.
c)      Serabut Retikular. Serabut retikular mempunyai daya elastisitas rendah. Hampir sama dengan serabut kolagen, tetapi ukurannya lebih kecil. Serabut ini berperan menghubungkan antara jaringan pengikat dengan jaringan lainnya.
2)      Bahan Dasar
Bahan dasar penyusun matriks berupa bahan homogen setengah cair yang terdiri dari mukopolisakarida sulfat dan asam hialuronat. Matriks bersifat lentur jika asam hialuronatnya tinggi dan akan bersifat kaku jika mukopolisakaridanya tinggi. Bahan dasar yang terdapat dalam sendi bersifat kental, sedangkan yang terdapat dalam tulang punggung bersifat padat.
b.      Sel-Sel Jaringan Pengikat
Di dalam matriks tertanam berbagai sel-sel penyusun jaringan. Beberapa jenis sel yang tertanam dalam matriks sebagai berikut:
1)      Fibroblast. Fibroblast berfungsi mensintesis dan mensekresikan protein pada serabut.
2)      Makrofag. Makrofag bentuknya berubah-ubah (tidak teratur) dan khusus terdapat di dekat pembuluh darah, berfungsi dalam pinositosis dan fagositosis. Makrofag dapat digerakkan atau didistribusikan ke jaringan lain yang mengalami peradangan.
3)      Sel Tiang (Sel Mast). Sel tiang berfungsi menghasilkan substansi heparin dan histamin. Substansi heparin adalah suatu anti koagulan yang dapat menghalangi pengubahan protrombin menjadi trombin yang berfungsi mencegah pembekuan darah. Substansi histamin adalah suatu zat yang dihasilkan mastosit sebagai reaksi terhadap antigen yang sesuai dan berfungsi meningkatkan permeabilitas kapiler darah.
4)      Sel Lemak. Sel lemak berfungsi menyimpan lemak. Jaringan pengikat yang memiliki sel lemak dalam jumlah banyak disebut Jaringan adiposa.
5)      Berbagai Jenis Sel Darah Putih. Sel darah putih berfungsi melawan patogen (berupa bakteri, virus, atau Protozoa) yang menimbulkan penyakit. Sel-sel darah putih bergerak bebas secara diapedesis di antara darah, limfa, atau jaringan pengikat untuk membersihkan patogen. Sel darah putih ada 2 macam, yaitu sel darah putihgranulosit dan agranulosit. Sel darah putih granulosit (yang bergranula), misalnya eosinofil, basofil, dan neutrofil, sedangkan yang agranulosit (tidak bergranula), yaitu limfosit dan monosit.
2.      Macam Jaringan Pengikat
Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan pengikat dikelompokkan menjadi dua yaitu jaringan pengikat biasa dan jaringan pengikat dengan sifat khusus.
a.       Jaringan Pengikat Biasa
Jaringan pengikat biasa dibedakan menjadi jaringan pengikat longgar dan jaringan pengikat padat.
1)      Jaringan Pengikat Longgar.
Jaringan ini mempunyai ciriciri utama yaitu susunan serat-seratnya yang longgar. Matriksnya berupa cairan lendir (mucus). Pada matriks terdapat berkas serabut kolagen yang fleksibel, tetapi tidak elastis. Adanya serabut kolagen memungkinkan terjadinya gerakan dari bagian-bagian yang saling dihubungkan. Pada matriks juga terdapat fibroblast, selmast, dan plasma sel.
Jaringan pengikat longgar mempunyai beberapa fungsi berikut:
a)      Membentuk membran yang membatasi jantung dan rongga perut.
b)      Mengikatkan kulit pada jaringan di bawahnya.
c)      Mengelilingi pembuluh darah dan saraf yang menyusup ke organ.
d)     Pengikat lapisan epitelium pipih membentuk lembar mesenterium.
e)      Membantu melekatkan organ pada otot dinding tubuh.
f)       Memberi bentuk organ dalam seperti kelenjar limfa, sumsum tulang, dan hati.
2)      Jaringan Pengikat Padat
Jaringan ini mempunyai struktur serat-serat terutama kolagen yang padat. Jaringan pengikat padat dibedakan menjadi jaringan-jaringan pengikat padat teratur dan tidak teratur. Jaringan pengikat padat teratur mempunyai berkas kolagen yang tersusun teratur ke satu arah, misalnya pada tendon. Sementara itu, jaringan pengikat padat tidak teratur mempunyai berkas kolagen yang menyebar membentuk anyaman kasa yang kuat, misalnya di lapisan bawah kulit.
b.      Jaringan Pengikat dengan Sifat Khusus
Jaringan pengikat dengan sifat khusus terdiri atas jaringan tulang rawan (kartilago), jaringan tulang keras, serta darah dan limfa.[9]
Berdasarkan matriks penyusunnya, jaringan tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang keras.
1)   Jaringan tulang rawan.
Jaringan tulang rawan. atau kartilago terdiri atas sel-sel tulang rawan dan matriks ekstraseluler yang lentur. Sel tulang rawan disebut kondrosit. Sel tersebut berperan untuk membentuk dan mensekresikan matriks ekstraseluler. Kondrosit terletak di dalam rongga matriks yang disebut lakuna. Kondrosit dibentuk dari sel pembentuk tulang rawan yang disebut kondroblas. Untuk fungsi regenerasi, kondrosit dirombak oleh kondroklas.di dalam matriks tulang rawan biasanya terdapat serabut-serabut kolagen, yang menyebabkan tulang rawan bersifat kuat dan lentur.
Pada vertebrata, tulang rawan berperan sebagai rangka sementara pada fase embrionik untuk selanjutnya digantikan oleh tulang keras. Tetapi pada beberapa jenis hewan seperti ikan hiu dan ikan pari, kerangka tubuhnya tetap berupa tulang rawan.
Berdasarkan matriks penyusunnya, tulang rawan dibedakan menjadi 3 macam, yaitu kartilago hialin, kartilago elastis, dan kartilago fibrosa.
a)      Tulang rawan hialin merupakan kartilago yang memiliki matriks transparan. Matriks tersebut mengandung serabut-serabut halus kolagen. Pada masa embrio, kartilago hialin berperan sebagai rangka sementara hingga digantikan oleh tulang. Pada mamalia dewasa, kartilago hialin terdapat pada permukaan luar sendi, dinding saluran pernapasan (hidung, laring, trakea, bronkus), dan pertemuan antara tulang-tulang rusuk dan dada. Perikondrium membungkus kartilago hialin kecuali pada persendian.
b)      Kartilago elastis pada dasarnya sama dengan kartilago hialin, tetapi jenis kartilago ini lebih banyak mengandung serabut elastis. Matriks pada kartilago elastis berwarna keruh kekuning-kuningan. Jaringan ini bersifat lebih elastis dan fleksibel dibandingfkan dengan kartilago hialin. Kartilago elastis dapat ditemukan pada daun telinga, dinding luar saluran pernapasan, pembuluh eustasius, laring, dan epiglotis.
c)      Kartilago fibrosa terdiri atas serabut kolagen yang strukturnya sejajar. Hal itu menyebabkan jaringan ini bersifat kurang fleksibel sehingga sering dianggap sebagai jaringan yang keras atau liat. Kartilago fibrosa banyak ditemukan di antara tulang-tulang vertebrata sehingga memberi bentuk seperti bantalan. Jaringan ini juga terdapat pada persendian tulang pinggang serta pada pertautan antara tulang kemaluan kiri dan kanan.
2)   Jaringan tulang keras.
Jaringan tulang keras atau osteon merupakan jaringan ikat khusus yang terdiri atas matriks tulang-tulang sel. Matriksnya mengandung serabut kolagen dan zat kapur sehingga menyebabkan tulang menjadi keras.Tipe-tipe sel yang menyusun jaringan tulang adalah osteosit, osteoblas, dan osteoklas. Osteosit adalah sel tulang yang terletak dalam lakuna pada matriks tulang. Osteoblas merupakan sel tulang muda pembentuk osteosit dan materi organik matriks. Osteoklas adalah sel-sel berukuran besar dan berinti banyak yang berperan dalam penyerapan dan perombakan jaringan tulang.
Berdasarkan susunan matriksnya, jaringan tulang di bedakan menjadi 2, yaitu tulang kompak dan tulang spons.
a)      Tulang kompak merupakan jenis tulang yang memiliki matriks tersusun rapat dan padat. Berdasarkan pengamatan melintang, tulang kompak terdiri atas sejumlah lingkaran-lingkaran konsentris tipis yang disebut lamela. Masing-masing lamela mengelilingi suatu saluran utama yang berada di tengah dan disebut saluran havers. Saluran havers mengandung pembuluh darah, pembuluh saraf, dan jaringan ikat longgar. Satu saluran havers dengan lamela konsentris disebut sistem havers atau nosteon. Sel-sel tulang yang berdekatan dapat berhungan satu sama lain melalui saluran kecil yang disebut kanalikuli. Kanalikuli merupakan penjuluran seluler dari saluran havers. Pada sel tulang, suplai makanan dan oksigen terjadi melalui kanalikuli. Pada sistem havers, saluran havers dapat berhubungan satu dengan lainnya melalui saluran volkman. Saluran volkman tidak memiliki lamela konsentris, tetapi hanya berupa lamela berlubang. Contoh tulang kompak adalah tulang pipa.
b)      Tulang spons. Tulang spons mengandung sekitar 60-75% materi organik. Materi organik tulang spons tersusun atas serabut-serabut kolagen. Susunan matriks tulang spons membentuk rongga berisi jaringan sumsum yang lunak. Jaringan sumsum dapat berupa sumsum kuning yang menghasilkan lemak atau sumsum merah yang menghasilkan sel-sel darah merah dan sel darah putih. Pada tulang spons darah tidak terdapat sistem havers. [10]
3)   Jaringan darah
Jaringan darah (hematopoitek) berasal dari bahasa Yunani, yaitu Haema (darah) dan poiesis (pembentukan). Jaringan darah merupakan jaringan penyokong khusus, karena berupa cairan. Pada mamalia terdapat 6 liter darah atau 6–10% dari berat tubuh. Darah beredar dalam pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler. Jaringan darah terdiri atas substansi cair dan substansi padat. Substansi cair disebut plasma darah, sedangkan substansi padat berupa sel-sel darah. Suplai makanan dan oksigen terjadi melalui kanalikuli. Jaringan darah terdiri atas :
a)      Sel darah
Sel darah meliputi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Sel darah merah berfungsi untuk mengangkat oksigen, CO2, sari makanan, dan sisa metabolisme. Sedangkan sel darah putih berfungsi untuk melawan benda asing yang masuk ke dalam  tubuh. Leukosit ada dua macam, yaitu granulosit (leukosit bergranula) dan agranulosit (leukosit tak bergranula). Granulosit meliputi neutrofil, eosinofil, dan basofil. Agranulosit meliputi limfosit dan monosit.
image_thumb26
Gambar 2.1
b)      Plasma darah (cairan darah)
Komponen terbesar adalah air. Plasma darah berperan sebagai pengangkut sari makanan, hormon, zat sisa metabolisme, antibodi, dan lain-lain.
c)      Keping-keping darah (trombosit)
Keping-keping darah berperan dalam  proses pembekuan darah.
FastStoneEditor

4)   Jaringan limfa atau getah bening
Jaringan limfa adalah bagian darah yang keluar dari pembuluh darah atau suatu cairan yang dikumpulkan dari berbagai jaringan dan kembali ke aliran darah.[11] Cairan limfa mengalir dalam saluran yang disebut pembuluh limfa yang berada sejajar dengan pembuluh vena darah.
Komponen utamanya adalah air, yang di dalamnya terlarut glukosa, lemak dan garam. Komponen selulernya berupa limfosit dan granulosit. Fungsi jaringan ini adalah untuk mengangkut cairan jaringan, protein, lemak, garam mineral dan zat-zat lain dari jaringan ke sistem pembuluh darah. Letak jaringan limfa di timus, tonsil, dan kelenjar limfa.
image_thumb%5B63%5D
Gambar 2.2
C.    Jaringan otot pada hewan
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot. Otot merupakan jaringan yang berfungsi sebagai alat gerak aktif. Hal itu disebabkan karena otot dapat menggerakkan tulang. Jaringan otot merupakan derivate dari mesoderm embrionik. Jaringan otot memiliki protein-protein kontraktil dan serabut-serabut otot yang disebut miofibril. Setiap myofibril yang memiliki kemampuan berkontraksi disebut sarkomer yang terdiri atas protein filament aktin dan myosin. Berdasarkan morfologi dan fungsinya, jaringan otot diklasifikasikan menjadi tiga tipe, yaitu otot rangka, otot polos, dan otot jantung.
1.      Otot rangka (Otot lurik/Otot seran lintang)
Otot rangka terdiri atas berkas-berkas serabut panjang berbentuk silinder dan memiliki banyak inti. Inti berada di tepi miofibril. Otot lurik mempunyai serabut kontraktil yang memantulkan cahaya berselang-seling gelap (anisotrop) dan terang (isotrop). Sebagian besar otot melekat pada tulang sehingga disebut otot rangka. Pada penampang membujur miofibril, terlihat adanya berkas gelap dan terang seperti lurik. Setiap sel mempunyai banyak inti dan terletak di bagian tepi sarkoplasma. Otot lurik bekerja di bawah kehendak (otot sadar) sehingga disebut otot volunter dan selnya dilengkapi serabut saraf dari sistem saraf pusat. Kontraksi otot lurik cepat tetapi tidak teratur dan mudah lelah. Otot lurik disebut juga otot rangka karena biasanya melekat pada rangka tubuh, misalnya pada bisep dan trisep. Selain itu juga terdapat di lidah, bibir, kelopak mata, dan diafragma. Otot lurik berfungsi sebagai alat gerak aktif karena dapat berkontraksi secara cepat dan kuat sehingga dapat menggerakkan tulang dan tubuh.
images_007
Gambar 3.1
2.      Otot polos
Otot polos merupakan otot tanpa serabut-serabut melintang seperti yang terdapat pada otot rangka. Otot polos mempunyai serabut kontraktil yang tidak memantulkan cahaya berselang-seling, sehingga sarkoplasmanya tampak polos dan homogen.Otot polos terdiri atas sel-sel berbentuk gelondong dengan ujung meruncing. Masing-masing sel memiliki satu inti yang terletak pada bagian tengah sel dan bentuknya pipih. Otot polos banyak terdapat pada organ dalam, misalnya pada saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dan saluran pernafasan. Oleh karena itu, otot polos sering dikenal sebagai otot visceral. Otot polos lainnya juga ditempat lain, misalnya dimata. Kontraksi otot polos lebih lambat dibandingkan otot rangka, tetapi kontraksinya dapat lebih lama dari pada otot rangka. Aktivitas otot polos tidak dipengaruhi oleh kehendak kita (otot tidak sadar) sehingga disebut otot involunter dan selnya dilengkapi dengan serabut saraf dari sistem saraf otonom. Kontraksi otot polos sangat lambat dan lama, tetapi tidak mudah lelah. Otot polos berfungsi memberi gerakan di luar kehendak, misalnya gerakan zat sepanjang saluran pencernaan. Selain itu, berguna pula untuk mengontrol diameter pembuluh darah dan gerakan pupil mata.
polos
Gambar 3.2
3.       Otot jantung
Otot jantung hanya ditemukan pada lapisan tengah dinding jantung. Otot jantung berkonsentrasi seperti otot polos, yaitu bekerja tidak sadar. Respon otot jantung terhadap rangsangan yang diberikan lambat. Morfologi otot polos seperti otot rangka, yaitu terdiri atas pola garis terang gelap. Miofibril pada otot jantung dihubungkan satu sama lain oleh sinsitium. Otot jantung berbentuk silindris atau serabut pendek. Otot ini tersusun atas serabut lurik yang bercabang-cabang dan saling berhubungan satu dengan lainnya. Setiap sel otot jantung mempunyai satu atau dua inti yang terletak di tengah sarkoplasma.  Kontraksi otot jantung berlangsung secara otomatis, teratur, tidak pernah lelah, dan bereaksi lambat. Dinamakan otot jantung karena hanya terdapat di jantung. Kontraksi dan relaksasi otot jantung menyebabkan jantung menguncup dan mengembang untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Ciri khas otot jantung adalah mempunyai diskus interkalaris, yaitu pertemuan dua sel yang tampak gelap jika dilihat dengan mikroskop.

muscle-tissue-3
Gambar 3.3

Perbedaan antara otot lurik, otot polos, dan otot jantung adalah sebagai berikut[12] :
Pembeda
Otot lurik
Otot polos
Otot jantung
Bentuk sel
Silindris atau serabut panjang
Seperti gelendong, bagian tengah besar dan ujungnya meruncing
Silindris atau serabut pendek
Inti sel
Banyak, di tepi
Satu, di tengah
Satu atau dua, di tengah
Aktivitas
Di bawah kehendak (otot sadar)
Di luar kehendak (otot tidak sadar)
Di luar kehendak (otot tidak sadar)
Kontraksi
Cepat, tidak teratur, dan mudah lelah
Lambat dan lama, tidak mudah lelah
Otomatis, teratur, tidak pernah lelah, dan bereaksi lambat
Letak
Melekat pada rangka
Alat-alat tubuh bagian dalam
jantung
Diskus interkalaris
Tidak ada
Tidak ada
Ada

D.    Jaringan saraf pada hewan
Jaringan saraf merupakan jaringan yang bertanggung jawab dalam menghantarkan implus-implus saraf. Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf. Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Sel saraf memiliki kemampuan untuk iritabilitas, yaitu kemampuan sel saraf bereaksi terhadap perubahan lingkungan. Kemampuan lain sel saraf adalah konduktivitas, yaitu kemampuan sel saraf membawa implus saraf. Untuk mengetahui struktur jaringan saraf. Sel saraf atau sel neuron terdiri atas tiga bagian utama, yaitu cabang dendrit, badan sel saraf, dan akson.[13]
download1
Gambar 4.1
Dendrit merupakan cabang pendek penjuluran badan sel. Dendrit berperan dalam menerima rangsangan dari lingkungan, sel epitel (reseptor), atau neuron. Badan sel atau perikarion merupakan bagian utama neuron yang berisi sitoplasma dan inti. Badan sel juga berperan dalam menerima rangsang. Badan sel saraf terletak di pusat saraf dan ganglion. Ganglion adalah kumpulan badan sel saraf yang letaknya tertentu, misalnya di kiri-kanan sumsum tulang belakang. Akson atau neurit merupakan penjuluran sitoplasma ke arah luar badan sel yang berukuran panjang. Akson dikelilingi oleh sel Schwann. Akson diselubungi oleh selaput neurilema. Sebelah dalam neurelima terdapat selubung mielin. Bagian akson yang tidak tertutup oleh selubung mielin dinamakan nodus Ranvier. Aksonbercabang di dekat ujung (terminal akson). Akson berperan dalam menghantarkan implus saraf ke sel-sel lain seperti otot, sel-sel kelenjar, atau neuron lain. Hubungan antara neuron satu dengan euron lainnya disebut sinapsis. Titik pertemuan (sinapsis) ini berfungsi meneruskan rangsang ke sel saraf yang lain dengan cara mengeluarkan bahan kimia yang disebut neurotransmiter.
Berdasarkan fungsinya, neuron dapat dibedakan atas neuron  motorik, neuron sensorik, dan neuron penghubung. Neuron motorik berperan dalam menghantarkan implus-implus saraf dari saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) ke organ-organ efektor seperti serabut-serabut otot, kelenjar eksokrin, dan kelenjar endokrin. Neuron sensorik berperang dalam menyampaikan implus-implus saraf dari lingkungan ke saraf pusat. Neuron penghubung berperan sebagai penghubung implus saraf dari satu neuron ke neuron lain atau dari neuron motorik ke neuron sensorik.
images_006
Gambar 4.2
E.     Jaringan embrional pada hewan
Jaringan embrional adalah jaringan muda yang sel-selnya senantiasa membelah. Jaringan ini merupakan hasil pembelahan sel zigot. Pada tahap awal terbentuknya embrio, sel-sel penyusunnya mempunyai bentuk sama. Namun dalam perkembangan selanjutnya sel-sel tersebut akan membelah dan
mengalami perubahan bentuk, proses ini disebut spesialisasi. Hasil spesialisasi ini antara lain : lapisan jaringan embrional. Embrio hewan ada yang terdiri atas dua lapisan (diploblastik), yaitu ektoderm (lapisan luar) dan entoderm (lapisan dalam). Contoh; Coelenterata.
jaringan-embrional-7-638
Gambar 5.1
Selain itu, ada juga yang terdiri atas tiga lapisan (triploblastik). Tiga lapisan tersebut adalah ekstoderm (lapisan luar), mesoderm (lapisan tengah), dan entoderm (lapisan dalam). Contoh : cacing tanah, siput, arthropoda dan chordate.[14]
jaringan-embrional-10-638
Gambar 5.2
F.     Jaringan lemak pada hewan
Jaringan lemak terdiri atas sel-sel lemak, berbentuk bulat (polygonal), dan dinding selnya tipis. Sel-selnya kaya rongga sel yang terisi tetes minyak. Jaringan ini terdapat di seluruh tubuh. Fungsinya antara lain, untuk menyimpan lemak, cadangan makanan, mencegah dan melindungi hilangnya panas secara berlebihan.[15]
adiposa1
Gambar 6.1
Di atas telah dibahas mengenai berbagai macam jaringan yang terdapat pada hewan. Tidak semua organisme mempunyai jaringan dalam tubuhnya. Pada organisme tingkat rendah seperti Protozoa, tubuhnya hanya terdiri satu sel. Jadi, Protozoa tidak memiliki jaringan pada tubuhnya. Semakin tinggi tingkatan organisme, semakin kompleks struktur penyusun tubuhnya. Tubuh organisme tingkat tinggi tersusun atas berbagai macam jaringan.























BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
1.      Jaringan epitel (epitelium ) pada hewan
Jaringan epitel merupakan jaringan yang melapisi bagian luar tubuh dan berbagai organ dalam tubuh.  Jaringan epitelium mempunyai beberapa fungsi berikut:
a.       Pelindung atau proteksi jaringan yang berada di sebelah dalamnya, misalnya jaringan epitelium kulit dan selaput rongga mulut.
b.      Sebagai kelenjar.
c.       Penerima rangsang (reseptor)
d.      Pintu gerbang lalu lintas zat
Berdasarkan bentuknya, jaringan epitel dibedakan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut:
a.       Epitel pipih
b.      Epitel kubus
c.       Epitel silindris
d.      Epitel trasisional
Berdasarkan jumlah lapisan sel, jaringan epitel dibedakan menjadi dua macam, yaitu epitelium simpleks dan epitelium kompleks.
Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan epitel dibedakan menjadi dua, yaitu jaringan epitelium kelenjar dan jaringan epitelium penutup.
2.      Jaringan pengikat
Jaringan pengikat berkembang dari mesenkim, yang berasal dari mesoderm (lapisan tengah embrio). Letak sel-sel jaringan pengikat tidak berhimpitan rapat (berpencar-pencar), jika berhubungan hanya pada ujung-ujung protoplasmanya. Jaringan pengikat mempunyai beberapa fungsi, yaitu untuk melekatkan suatu jaringan dengan jaringan lain, membungkus organ-organ, mengisi rongga di antara organ-organ, dan menghasilkan imunitas. Komponen jaringan pengikat
a.       Matriks
Matriks tersusun oleh serabut-serabut dan bahan dasar.
b.      Sel-Sel Jaringan Pengikat, terdiri dari :
1)      Fibroblast
2)      Makrofag
3)      Sel Tiang (Sel Mast)
4)      Sel Lemak
5)      Berbagai Jenis Sel Darah Putih
Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan pengikat dikelompokkan menjadi dua yaitu
a.       Jaringan pengikat biasa
Jaringan pengikat biasa dibedakan menjadi jaringan pengikat longgar dan jaringan pengikat padat.
b.      Jaringan pengikat dengan sifat khusus
Jaringan pengikat dengan sifat khusus terdiri atas
1)      Jaringan tulang rawan (kartilago)
Berdasarkan matriks penyusunnya, tulang rawan dibedakan menjadi 3 macam, yaitu kartilago hialin, kartilago elastis, dan kartilago fibrosa.
2)      Jaringan tulang keras
Berdasarkan susunan matriksnya, jaringan tulang di bedakan menjadi 2, yaitu tulang kompak dan tulang spons.
3)      Jaringan darah
Jaringan darah merupakan jaringan penyokong khusus, karena berupa cairan. Jaringan darah terdiri atas : sel darah, plasma darah, dan keping darah
4)      Jaringan limfa.
Komponen utamanya adalah air, yang di dalamnya terlarut glukosa, lemak dan garam. Fungsi jaringan ini adalah untuk mengangkut cairan jaringan, protein, lemak, garam mineral dan zat-zat lain dari jaringan ke sistem pembuluh darah
3.      Jaringan otot
Otot merupakan jaringan yang berfungsi sebagai alat gerak aktif. Berdasarkan morfologi dan fungsinya, jaringan otot diklasifikasikan menjadi tiga tipe, yaitu otot rangka, otot polos, dan otot jantung.
4.      Jaringan saraf
Jaringan saraf merupakan jaringan yang bertanggung jawab dalam menghantarkan implus-implus saraf. Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Berdasarkan fungsinya, neuron dapat dibedakan atas neuron motorik, neuron sensorik, dan neuron penghubung. Sel saraf atau sel neuron terdiri atas tiga bagian utama, yaitu cabang dendrit, badan sel saraf, dan akson.
5.      Jaringan embrional pada hewan
Jaringan embrional adalah jaringan muda yang sel-selnya senantiasa membelah. Jaringan ini merupakan hasil pembelahan sel zigot. Embrio hewan ada yang terdiri atas dua lapisan (diploblastik), yaitu ektoderm (lapisan luar) dan entoderm (lapisan dalam). Contoh; Coelenterata. Selain itu, ada juga yang terdiri atas tiga lapisan (triploblastik). Tiga lapisan tersebut adalah ekstoderm (lapisan luar), mesoderm (lapisan tengah), dan entoderm (lapisan dalam). Contoh : cacing tanah, siput, arthropoda dan chordate.
6.      Jaringan lemak pada hewan
Jaringan lemak terdiri atas sel-sel lemak, berbentuk bulat (poligonal), dan dinding selnya tipis. Fungsinya antara lain, untuk menyimpan lemak, cadangan makanan, mencegah dan melindungi hilangnya panas secara berlebihan.


B.     Saran
Ada sebuah pepatah yang mengatakan “tidak ada gading yang tak retak”. Karena itulah penulis senantiasa menyadari bahwa begitu banyak kekurangan- kekurangan dan kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam makalah ini. Maka dari pada itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sekalian agar kedepannya penulis bisa berusaha menjadi lebih baik lagi.
























DAFTAR PUSTAKA
Purnomo.....(et al). 2009. Biologi: kelas XI untuk SMA dan MA. Jakarta:Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Setyo Haryono. 2009.  Modul Biologi Kelas XI. Semarang: MGMP Biologi SMAN 16.

Wigati Hadi Omegawati. 2010.  PR Biologi untuk SMA/MA. Klaten:PT Intan Pariwara.

Wijaya Jati. 2007. Aktif Biologi. Jakarta : Ganeca exact.




[1] Wijaya Jati, Aktif Biologi, (Jakarta : Ganeca exact, 2007), h. 46.
[2] Purnomo..... (et al), Biologi: kelas XI untuk SMA dan MA (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009),  h. 83.
[3] Purnomo..... (et al), Ibid, h. 86-87.
[4] Wijaya Jati, Aktif Biologi, (Jakarta : Ganeca exact, 2007), h. 47.
[5] Purnomo..... (et al), Biologi: kelas XI untuk SMA dan MA (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 84-85.
[6] Ani, h. 47-48.
[7] Purnomo..... (et al), Biologi: kelas XI untuk SMA dan MA (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009),  h. 86-87.
[8] Wijaya Jati, Aktif Biologi, (Jakarta : Ganeca exact, 2007), h. 49.
[9] Purnomo..... (et al), Biologi: kelas XI untuk SMA dan MA (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009),  h. 88 – 91.
[10] Wijaya Jati, Aktif Biologi, (Jakarta : Ganeca exact, 2007)
[11] Wigati Hadi Omegawati, PR Biologi untuk SMA/MA, (Klaten : PT Intan Pariwara, 2010)
[12] Wigati Hadi Omegawati, PR Biologi untuk SMA/MA, (Klaten : PT Intan Pariwara, 2010)
[13] Wijaya Jati, Aktif Biologi, (Jakarta : Ganeca exact, 2007).
[14] Setyo Haryono, Modul Biologi Kelas XI, (Semarang : MGMP Biologi SMAN 16, 2009)
[15] Setyo Haryono, Modul Biologi Kelas XI, (Semarang : MGMP Biologi SMAN 16, 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar